Senin, 31 Oktober 2016

WISATA RELIGI "MASJID AGUNG AL-AQSA"

MASJID AGUNG AL-AQSA
Masjid Agung Al-Aqsa berada di Jl. Jogja - Solo, Jonggrangan, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57435. Masjid Al-Aqsa ini baru saja dibangun dan menghabiskan dana sekitar 65 Miliar Rupiah dengan kemegahan bangunan Masjid Al-Aqsa. 



Sumber : Dokumen Pribadi



Bagaimana Aksesbilitas menuju Masjid Agung Al-Aqsa Klaten?

Akses yang dilalui oleh pengunjung sangatlah mudah. Karena, letak Masjid Al-Aqsa sangat strategis, tepatnya di kiri jalan Solo-Jogja, apabila arah dari Yogyakarta. Anda bisa menggunakan kendaran pribadi maupun kendaraan umum yaitu Bus Solo-Jogja akan tepat berhenti di depan Masjid Al-Aqsa. Setiap orang bisa datang dan mengunjungi tanpa ada batasan waktu dan jumlah pengunjung. Sarana transportasi yang berada di Kota Klaten untuk umum adalah hanya bus umum seperti bus solo-jogja, apabila pengunjung ingin menggunakan transportasi pribadi maka itu sangat mudah dan lebih simple. (Sumber : identifikasi pribadi)


Apakah mengunjungi Masjid Al- Aqsa membayar Entrance Fee?
Pengunjung tidak dikenai biaya apapun ketika masuk kedalam EF, karena masjid dibangun sebagai tempat ibadah bagi umat muslim. Hanya dikenai infak untuk biaya parkir seikhlasnya.
 (Sumber: Identifikasi pribadi). 

Sejarah Masjid Al-Aqsa
 Pada tahun 2012 lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mengumumkan rencana pembangunan Masjid Agung. Masjid Agung digadang-gadang bakal menggantikan peran Masjid Raya Klaten sebagai tempat ibadah sekaligus monumen bercorak Islam terbesar di Kabupaten Klaten. Meski sempat mendapat kecaman dari berbagai pihak karena dianggap melanggar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Klaten periode 2010-2015, proyek yang pada tahun perdananya “hanya” dianggarkan senilai 9,5 milyar rupiah tersebut pada akhirnya tetap bergulir.

Kurang lebih empat tahun telah berlalu. Masih belum terasa tanda-tanda kebaruan yang layak dibanggakan warga Klaten pasca dimulainya proyek pembangunan Masjid Agung bernama Al-Aqsha tersebut. Meski rezim dua periode bupati Sunarna telah berakhir beberapa bulan silam, hingga saat ini crane dan aneka rupa mesin pengangkut masih terlihat sibuk mengantri di kawasan pembangunan. Padahal selama empat tahun belakangan setidaknya uang senilai 60 milyar rupiah dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupatan Klaten telah digelontorkan­. Kondisi ini tentu mengundang tanda tanya besar. 

  Masjid Agung Al-Aqsha Klaten dibangun di pinggir Jalan Jogja-Solo, Klaten Utara. Dari segi city branding bisa dikatakan bahwa pemilihan lokasi sudah tepat. Lokasi tersebut merupakan persinggungan antara pusat kota Klaten dengan perbatasan Surakarta. Orang luar Klaten, khususnya warga Surakarta dan sekitarnya harus melintasi masjid yang konon akan dilengkapi dengan menara setinggi 66,66 meter tersebut apabila hendak bepergian ke Yogyakarta dan sekitarnya. Begitupula sebaliknya. Namun, pemilihan lokasinya terbilang kurang tepat jika ditinjau dari segi fungsi. Walau bagaimanapun tujuan utama didirikannya masjid tersebut adalah sebagai tempat ibadah bagi warga Klaten, bukan sebagai wahana bagi para “musafir” yang melintas. Rasanya akan lebih tepat guna jika Masjid Agung dibangun di sekitar pusat keramaian kota Klaten, misalnya di dekat Alun-alun atau Taman Kota sehingga warga Klaten bisa lebih mudah untuk mengaksesnya.
(Sumber : https://herdanangaf.wordpress.com/2016/03/15/masjidimpian/)

Apa yang membuat unik Masjid Agung Al - Aqsa?
Walaupun Masjid Al-Aqsa disebut masih baru dibangun. Akan tetapi, masjid ini mempunya keunikan - keunikan yang membuat pengunjung terus berdatangan. Kemegahan bangunan arsitektur di Masjid Agung Al-Aqsa membuat para pengunjung tertarik tidak hanya untuk beribadah saja tetapi mengabadikan setiap momen disana seperti berfoto ria dan selfie dengan keluarga, teman, sahabat, dan lain-lain. Ornamen mihrab masjid dijadikan sebagai background berfoto.
(Sumber : Identifikasi pribadi)
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi.

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


Masjid Al-Aqsa menjadi masjid idaman bagi warga klaten sekitarnya dan letak tempat yang strategis membuat orang tertarik, mudah dikenal bahwa di Kota Klaten terdapat Masjid yang megah. 

(Sumber Gambar : https://herdanangaf.wordpress.com/2016/03/15/masjidimpian/)

Gambar diatas adalah suasana Masjid Agung Al-Aqsa dimalam hari di tambah dengan air mancur ditengahnya membuat suasana waktu itu terasa hidup dan ditambah dengan lampu-lampu kota yang berada di Masjid Agung Al-Aqsa Klaten. Fasilitas bagi pengunjung yang datang bisa melalui lift disebelah kiri ketika jamaah ingin menunaikan sholat apabila tidak ingin berjalan melalui tangga. 

Opini 
Menurut pengamatan saya, Masjid Al-Aqsa ini tidak dijadikan sebagai tempat wisata religi. Masjid Al-Aqsa dibangun pure untuk tempat beribadah umat muslim, akan tetapi ketika pengunjung datang tidak hanya untuk melakukan ibadah saja. Mereka tertarik dnegan bangunan arsitektur Masjid Al-Aqsa yang sangat bagus dan dijadikan untuk tempat berwisata, sekaligus menjadi tempat rest area untuk wisatawan yang berwisata agar bersitirahat sejenak. Menara yang belum selesai dibangun akan lebih menambah daya tarik para pendatang. 

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi





Senin, 10 Oktober 2016

MUSEUM UGM

Museum UGM beralamat di Universitas Gajah Mada, Bulaksumur, Blok D-6 & D-7, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 
Sumber gambar : http://www.ugm.ac.id/id/tentang-ugm/1494-peta.kampus

Aksesbilitas
Aksesbilitas untuk menuju ke Museum UGM tidak sulit, dalam arti lain sangat mudah dicapai. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum UGM bisa menggunakan mobil, sepeda, sepeda motor. Apabila pengunjung ingin naik Bus Trans Jogja, pengunjung bisa turun di Halte Rumah Sakit Panti Rapih, lalu berjalan (melewati boulevard) pada lingkaran pertama belok kanan lalu ada pertigaan belok kiri. Setelah itu, pengunjung akan melihat Museum UGM.

Entrance Fee
Saat mengunjungi Museum UGM tidak dipungut biaya apapun. 

Sejarah Museum UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah universitas negeri tertua dan terbesar di Indonesia. Dalam sejarah pendiriannya, UGM tidak terlepas dari peran para tokoh  pejuang dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Berbagai tokoh pejuang perang kemerdekaan telah berjasa melahirkan Universitas Gadjah Mada. Maka tidak heran bila Universitas Gadjah Mada dikatakan sebagai Universitas perjuangan dan berkerakyatan. Di samping itu, UGM juga menjadi media transformatif dalam bidang keilmuan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Dengan peran yang dimiliki oleh UGM telah mendekatkan diri dengan masyarakat karena telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan. Dokumentasi yang melimpah tentang sumbangsih UGM baik dalam pengabdian masyarakat, pendidikan, dan penelitian perlu dikenalkan, dikelola, dan dibudidayakan supaya tetap terpelihara. Sehingga, masyarakat bisa mengenal lebih dekat lagi melalui rekam jejak UGM dan sumbangsihnya dari masa ke masa.

Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terlepas dari peran para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kiprah UGM dari berdiri hingga saat ini menjadi tongak sejarah dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UGM lahir tidak semata-mata untuk pendidikan dan pengajaran tetapi sebagai tongak kebangkitan pendidikan nasional. Lahirnya UGM pada tanggal 19 Desember 1949 sebagai salah satu bukti kebangkitan pendidikan nasional di Yogyakarta. Pasca agresi Militer Belanda ke-2, 19 Desember 1948, menyebabkan lumpuhnya Ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal ini, gagasan lahirnya UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan menjadi bagian yang integral dan fundamental dalam proses perjalanan bangsa. 

Sri Sultan HB IX berperan secara signifikan dalam pendidikan dengan membuka keraton sebagai tempat belajar dan mengajar yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya UGM. Perjalanan UGM dalam mengukir peradaban dan sumbangsihnya di bidang keilmuan, kebangsaan, pendidikan, pengabdian, dan penelitian sampai sejauh ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat dan kalangan civitas akademika UGM sendiri.

Realisasi berdirinya museum UGM menjadi harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan semangat pengabdian dan dedikasi UGM untuk bangsa dan masyarakat. Museum UGM menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila. Pidato Soekarno pada pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Yogyakarta 19 Desember 1959 mengatakan bahwa Pantjasila adalah isi daripada Gadjah Mada, isi daripada Universitas ini, dan saja minta kepada semua mahaguru,pada lektor-lektor supaja Pantjasila,djiwa pantjasila itu, betul-betul dikobar-kobarkan,dihidup-hidupkan di dalam kalangan mahasiswa semua. Oleh karena itu, gagasan untuk melahirkan Museum UGM sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai karakter bangsa melalui museum sangat penting dilakukan. Mengingat keinginan masyarakat untuk melihat dan memahami lebih dekat tentang UGM. Berdasarkan pemikiran tersebut mendorong UGM untuk dapat menjawab mengapa UGM perlu mewujudkan Museum UGM sebagai jendela jati diri UGM yang berkelanjutan.
Sumber: http://ugm.ac.id/id/fasilitas/3639-museum.ugm

Keunikan - keunikan 
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Diatas adalah salah satu keunikan yang berada di Museum UGM. Gambar diatas adalah Logo Universitas Gadjah Mada. 
Arti dari Logo UGM adalah Pusat lambang. Ia berupa surya atau matahari yang berlubang dan memancarkan sinar dalam bentuk lima kesatuan kumpulan sinar. Setiap kesatuan kumpulan sinar terdiri dari sembilan belas sorot sinar. Warna surya dan sinar, kuning emas; Dua lingkaran di tengah-tengah matahari. Lingkaran bagian dalam memuat huruf-huruf menyembul berbunyi GADJAH MADA. Lingkaran bagian luar memuat tulisan UNIVERSITAS pada bagian atasnya dan tulisan JOGJAKARTA pada bagian bawahnya. Kedua bentuk lingkaran ini bersusun, sehingga mirip surya kembar. Sedangkan lima kesatuan kumpulan sinar surya berbentuk Kartika atau Bintang Segi lima;
Lima songkok. Pada lambang dilindungi oleh lima songkok bewarna putih, yaitu topi kebesaran panglima. Di antara songkok-songkok tersebut terdapat lima tombak bewarna kuning. Lambang tersebut di atas, yang ditetapkan oleh Senat UGM dalam rapat Senat UGM tahun 1950, disusun oleh Sekretaris Senat UGM dan digambar oleh Katamsi. Lambang ini diujudkan antara lain pada: Pakaian Jabatan Guru Besar UGM dalam bentuk topi bersegi lima, di mana setiap seginya berbentuk songkok. Tepi balik toga berbentuk lima songkok pula. Sedangkan bagian punggung, leher, dada dan lengan terbuat dari beledru berwarna hitam, dengan lambang lima songkok pada leher dan lengan Duaja Universitas, yaitu di atas alas berwarna kuning emas dan putih, dan Tongkat pedel, yaitu di bagian ujung dan bersisi dua. Sedangkan arti dari lambang tersebut di atas bisa diuraikan dalam enam bagian, yaitu: Surya dengan sinarnya dan kartika bersegi lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa Universitas Gadjah Mada adalah Universitas Pancasila, Lembaga Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila, yang memancarkan ilmu pengetahuan. kenyataan dan kebajikan. Titik pusat lambang berupa matahari berlubang atau "surya binolong". Kata "surya" mengandung makna angka "satu" dan "binolong" mengandung makna angka "sembilan", sehingga bentuk "surya binolong" atau matahari berlubang mengandung makna "satu" dan "sembilan", yang bisa dibaca 19. Setiap kesatuan kumpulan sinar pun terdiri atas sembilan belas sorot sinar, yang juga mengandung makna angka 19, tanggal pendirian UGM. Dua bentuk lingkaran bersusun yang melingkari lubang titik pusat lambang di dalam lima kesatuan kumpulan sinar surya berbentuk bintang segi lima, yang serupa dengan surya kembar di dalam Kartika atau Bintang. Kartika me. ngandung makna "satu" dan surya kembar mengandung makna "dua", sehingga bentuk surya kembar ini mengandung makna angka satu dan "dua", yang bisa dibaca 12. Angka 12 ini adalah nomor bulan Desember, bulan pendirian UGM. Songkok dan Tombak masing-masing berjumlah lima melingkungi Surya dan Kartika, melambangkan sifat pahlawan dan perjilangan nasional UGM yang selalu siap sedia dan waspada. Keseluruhannya diliputi dan diresapi Pancasila, kesemuanya itu melambangkan sifat UGM sebagai monumen perjuangan Pancasila berdasarkan Pancasila. Kesatuan kumpulan Sinar, Segi Kartika, Songkok, dan Tombak, masing-masing berjumlah 5 (lima). Semuanya melambangkan Pancasila, sehingga UGM memiliki dasar, sifat, dan tujuan, hakekat pahlawan serta perjuangan nasional demi Pancasila. Warna putih melambangkan sifat Kesucian. Warna kuning emas melingkari warna putih pada hakekatnya merupakan satu "sengkalan memet", yaitu rumusan kata-kata yang menyiratkan pertalian makna warna putih dan warna kuning emas, yang berbunyi: murnining suci margin kanyatan atau kemurnian kesucian adalah j alan kenyataan. Katimat ini melambangkan angka tahun 1949, yaitu tahun pendirian UGM. Kata "Murni" mengandung angka 9; "Suci"dilambangkan angka 4; " Marga" dilambangkan angka 9, sedangkan "kenyataan" dilambangkan angka 1. Semua ini,bila dibaca dari belakang, mempunyai nilai 1949. Uraian di atas melukiskan betapa kompleksnya makna lambang UGM, sesuatu yang tidak mudah untuk diingat. Kendati begitu, ia perlu dimasyarakatkan, paling tidak untuk mencegah terulangnya kekeliruan yang ditemukan Prof. Adnan tersebut di atas. Sumber: Buku Kenangan Seperempat Abad Universitas Gadjah Mada dan Statuta Universitas Gadjah Mada.
Sumber : ugm.ac.id



Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
OPINI 
Saya telah melakukan observasi/mengunjungi Museum Universitas Gadjah Mada yang letaknya tidak jauh dari Sekolah Vokasi UGM. Namun, masih beradadi kompleks UGM. Menurut pengamatan yang telah saya lakukan ialah banyak sekali benda-benda bersejarah yang masih asli UGM yang disimpan di kaca Museum. Museum ini menyuguhkan tentang Universitas Gadjah Mada secara keseluruhan. Seperti misalnya, Kapan UGM didirikan? Oleh siapa UGM didirikan? Berapa Fakultas yang sejak UGM berdiri? Mengapa Nama Universitas Jogjakarta diubah menjadi Universitas Gadjah Mada? Mengapa UGM disebut Kampus Perjuangan? Kampus pancasila? 
Semua pertanyaan tersebut terjawab ketika telah mengunjungi Museum UGM. Menurut saya, Museum ini memiliki daya tarik tentang sejarah UGM, dan memiliki sumber bidang informasi yang sangat luas apalagi untuk Mahasiswa Baru UGM yang pertama kali mengunjungi pasti akan mengerti secara luas tentang Universitas Gadjah Mada. 
Museum ini hanya perlu untuk lebih dipublikasikan dan dikembangkan agar jumlah pengunjung yang datang lebih meningkat lagi dan untuk bisa menarik pengunjung perlu adanya menerapkan sapta pesona di setiap destinasi yang memiliki daya tarik.


MUSEUM HAMENGKUBUWONO KE IX

Museum Hamengkubuwono ke IX berada di dalam Keraton Kasultanan Ngayogyakarta yang beralam di Jl. Rotowijayan No. 1. Berikut lampiran peta Keraton Kesultanan Ngayogyakarta :


(sumber : https://zuliadi.wordpress.com/2009/03/06/denah-kraton-yogyakarta/)
Bagaimana aksesbilitas menuju Museum Hamengkubuwono IX? 
Untuk menuju Museum Hamengkubuwono IX sangat mudah untuk dicapai dengan kendaran bermotor, sepeda, mobil, bahkan jika ingin menuju ke Museum Hamengkubuwono dengan transportasi umum bisa menggunakan Bus Trans Jogja dengan rute 1A, 1B, 2A,2B atau 3A kemudian bisa turun di Halte Kantor Pos Besar (0 km Malioboro) atau di Halte Ahmad Yani kemudian jalan sebentar sekitar 10 menit untuk masuk ke Keraton Kesultanan Yogyakarta letak Museum Hamengkubuwono berada di dalam Keraton Kesultanan Yogyakarta. 

Entrance Fee 
Tarif masuk Kraton Kesultanan Ngayogyakarta adalah Rp. 5000,- untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara dikenakan charge Rp. 12.500,- ditambah ketika menggunakan kamera adalah Rp. 1000,-. Jika wisatawan ingin menggunakan guide dikenai biaya Rp.30.000,-. Apabila sudah masuk Keraton Kesultanan Ngayogyakarta tidak akan dikenakan tarif lagi untuk mengunjungi Museum Hamengkubuwono IX.
Sumber gambar : dokumen pribadi


Open Hours
Keraton Kesultanan Ngayogyakarta buka setiap hari  pukul 08.00-14.00 WIB tetapi khusus untuk hari Jum'at buka pukul 08.00-12.00 WIB. 

Sejarah Museum Hamengkubuwono IX

Alamat  : Kompleks Keraton Yogyakarta
Museum ini berada di dalam kompleks Kraton Yogyakarta yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X tanggal 18 November 1990. Benda-benda /peralatan, foto-foto dan tanda jasa serta barang yang ditampilkan dalam museum ini khusus miik maupun yang diterima almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Jam buka bersamaan dengan Kraton Yogyakarta. (Sumber: 
http://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/190-museum-hamengkubuwono-ix.html)

Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang ada di Keraton Jogja merekam sejarah lengkap dari seorang raja yang adiluhung dan punya banyak prestasi. Redaksi Santap Jogja pada liburan ini mengajak Santap Mania untuk menjelajah dan menimba ilmu dari salah satu raja terpenting di Tanah Mataram yang juga pencetus berdirinya NKRI dan pernah jadi Wakil Presiden dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.Inilah sepenggal pengamatan langsung dari Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang oleh Redaksi Santap Jogja menobatkannya sebagai salah satu tempat belajar paling berisi pesan moral mendalam.

Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang ada di Keraton Jogja merekam sejarah lengkap dari seorang raja yang adiluhung dan punya banyak prestasi. Redaksi Santap Jogja pada liburan ini mengajak Santap Mania untuk menjelajah dan menimba ilmu dari salah satu raja terpenting di Tanah Mataram yang juga pencetus berdirinya NKRI dan pernah jadi Wakil Presiden dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.Inilah sepenggal pengamatan langsung dari Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang oleh Redaksi Santap Jogja menobatkannya sebagai salah satu tempat belajar paling berisi pesan moral mendalam. ( Sumber : http://santapjogja.com/sri-sultan-hamengku-buwono-ix-raja-mataram-yang-jago-memasak/)

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

JAGO MEMASAK
ri Sultan Hamengku Buwono IX lahir pada 12 April 1912 di Jogja dengan nama asli ” Gusti Raden Mas Dorodjatun” merupakan raja panutan seluruh warga Jogja dan siapa yang peduli dan paham tentang sepak terjangnya di Nusantara. Sifat mengayominya pada rakyat tak terelakkan lagi seperti tak menyetujui warganya untuk direkrut pada zaman Romusha dan mengarahkan mereka ke proyek pembangunan jaringan irigasi Selokan Mataram. Selain itu, Sultan IX juga tak haus kekuasaan meski pada era kemerdekaan ia punya peluang untuk memimpin negeri seperti tertayang pada buku “Tahta untuk Rakyat”. Sultan IX pantas dijadikan idola semua rakyat Nusantara.Di antara kemegahan pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono IX, ternyata raja ini jago memasak dan menggemari kuliner Jogja. Di Museum Sri Sultan IX ini, tertampil bumbu bumbu dapur peninggalannya. Sang raja ini memang dikenal sebagai raja yang sangat menyukai menu olahan tradisional. Meski ia pernah mencecap budaya Belanda lama, Sultan IX tak meninggalkan jati diri Kejawaannya.Kuliner Jogja yang tercatat sebagai favorit Sri Sultan IX ialah bebek suwar suwir,gudeg manggar, dan bendul yang terbuat dari singkong yang dihaluskan dan dipanggang. Jika Santap Mania ingin merasakan kedua menu ke
Ssukaan Sultan IX, sila Anda merasakannya di Restoran Bale Raos di Jalan Magangan Kulon 1 tepatnya di halaman belakang Keraton.

Sumber : (http://santapjogja.com/sri-sultan-hamengku-buwono-ix-raja-mataram-yang-jago-memasak/)

CATATAN HIDUP dari MUSEUM ”Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, namun pertama tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.’Ungkapan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX saat penobatannya sebagai raja Kasultanan Yogyakarta pada 18 Maret 1940 seolah menjadi penanda terbaik bagi kita jika saatnya kembali ke budaya nasional lewat pendidikan budi pekerti yang bijaksana. Pula, kita wajib mencintai kuliner dalam negeri. Dan di Santap Jogja lah salah satu contoh terbaik kuliner Jogja ditampilkan pada Santap Mania.Ayo jangan sampai kita kalah dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Santap Mania! Cintai kuliner dalam negeri, kuliner Jogja, dan bangkitkan budaya bangsa!

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi.

Keunikan
Museum Hamengkubuwono adalah museum yang berisi barang-barang peninggalan Sultan Hamengkubuwono IX sejak beliau kecil sampai menjabat menjadi sultan dan ketika wafat. Museum Hamengkubuwono khusus didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang ikut berperan dalam masa penjajahan. Museum ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 18 November 1990. Berada di dalam kompleks Keraton Yogyakarta.
Keunikan - keunikan yang terdapat pada Museum Hamengkubuwono sangat beragam. Seperti benda-benda peninggalan Sri Sultan Hmengkubuwono masih terlihat asli dan sangat dilindungi agar wisatawan yang datang melihat menjadi tertarik ketika berkunjung ke Museum Hamengkubuwono IX. Barang-barang peninggalan bersejarah disimpan dengan rapi di jendela kaca. Diruangan lain, ketika berkunjung ke Museum Hamengkubuwono, kita akan melihat dan mengamati koleksi-koleksi pribadi Sri Sultan Hamengkubuwono dengan sabdanya "Tahta Untuk Rakyat".

Opini pribadi
Ketika berkunjung ke Museum Hamengkubuwono, tentunya menjadi anak pariwisata sangat memiliki rasa penasaran ketika pertama kali mengunjungi suatu destinasi wisata yang belum pernah dikunjungi. Pada awalnya, sangat bingung karena letak museum berada di dalam Keraton Kesultanan Yogyakarta. Melihat suasana dalam Keraton yang bersih, nyaman, pramuwisata yang bekerja bahkan masyarakat yang memiliki wewenang yang berada di Keraton Kesultanan Yogyakarta berpakain rapi sesuai adat Yogyakarta. Tentu, ini menjadi salah satu daya tarik lain untuk para wisatawan nusantara dari luar jawa bahkan wisatawan mancanegara. 
Pada saat mengunjungi Museum Hamengkubuwono IX, terlihat jelas lukisan dari Sri Sultan Hamengkubuwono yang masih sangat lengkap dan tertata rapi di kaca. Terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah lain nya. 

Berikut adalah bukti foto mengunjungi Museum Hamengkubuwono IX :


Sumber : Dokumen Pribadi